Lambang Radioaktif |
Unsur radioaktif merupakan unsur dengan inti yang tidak stabil. Untuk mencapai kestabilan, unsur ini akan mengalami reaksi inti dengan memancarkan sinar radioaktif. Gejala pemancaran sinar radioaktif ini disebut radioaktivitas.
Penemuan radioaktif diawali dengan eksperimen mengenai luminensi yang dilakukan oleh Wilhelm Rontgen, seorang ahli fisika jerman pada tanggal 5 November 1895. Ia mulai dengan mengalirkan listrik secara langsung melalui tabung gelas hampa udara (tabung sinar katoda) yang ditempatkan dalam kotak kardus yang telah dihitamkan. Ketika ia menyalakan tabung tersebut, tak sengaja ia menangkap pancaran cahaya di luar kotak. Cahaya tersebut berasal dari selembar kertas berlapis barium platinocianida. Ketika Rontgen mematikan sinar katoda, cahaya tersebut ikut padam. Kemudian ia mengambil kertas berlapis barium platinocianida ke ruang sebelah yang terhalang oleh tirai dan pintu. Ketika ia menyalakan tabung sinar katoda, kertas itu bercahaya lagi. Cahaya ini tidak kasat mata dan dapat menembus kotak kardus maupun material lain, serta dapat membekas pada plat foto. Rontgen menyebut sinar misterius tersebut dengan nama sinar-X. Pada tahun 1896, ia menunjukkan bahwa sinar-X dapat menggambarkan struktur tulang jari dan pergelangan tangan manusia. Selain itu, sinar-X juga dapat menunjukkan posisi peluru di kaki pasien. Namun, beberapa tahun kemudian ditemukan bahwa paparan sinar-X yang berlebihan menyebabkan leukimia.
Wilhelm Rontgen |
Penemuan sinar Rontgen membuat Henry Becquerel tertarik untuk meneliti zat yang bersifat fluoresensi. Pada awal tahun 1896, Becquerel mulai meneliti garam potasium uranil sulfat. Ia menempatkan kristal garam ini pada plat foto yang dibungkus kertas hitam dan meletakkannya di bawah sinar matahari. Ternyata dugaan itu benar bahwa sinar yang dipancarkan garam potasium uranil sulfat dapat menghitamkan plat foto yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi, Becquerel juga menemukan bahwa garam tersebut memancarkan sinar berdaya tembus tinggi, meskipun tanpa harus disinari terlebih dahulu. Selain itu, Becquerel juga mengamati efek lain yang lebih menarik perhatiannya. Ternyata garam potasium uranil sulfat tersebut terus mengalirkan radiasi konstan ke semua arah meskipun ditempatkan di ruang yang terang maupun gelap.
Henry Becquerel |
Pada tanggal 16 Desember 1897, Marie Curie memulai eksperimen mengenai radiasi. Eksperimen ini mengikuti penemuan yang dibuat oleh Rontgen dan Becquerel. Marie Curie bersama-sama dengan suaminya mempelajari unsur-unsur uranium yang berbeda, mulai dari pitchblende sampai garam uranium. Dalam eksperimennya itu, mereka menemukan dua unsur lain dari bijih uranium yang jauh lebih aktif dari uranium murni itu sendiri. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium (berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium (berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar).
Marie Curie |
Ternyata, banyak unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioisotop, sedangkan isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga ada radioisotop buatan.